Crossing the Blues

Saturday, March 6, 2010

Si cantik Christine

Kejadiannya ketika aku masih mahasiswa, kebeneran aku kuliah di Eropa, waktu itu ada teman satu kuliah sebut saja namanya Christine (samaran) janjian datang ke tempat apartemenku untuk melakukan tugas praktikum. Bel rumah berbunyi sekitar jam 10 pagi pada hari Sabtu, saya yang habis mandi pagi dan hanya berbalut handuk untuk menutup bagian bawahku, kubuka pintu untuknya. Wow seksinya ujarnya sambil mencium pipiku, badanku yang cukup tinggi besar menjadikan diriku sedikit membungkukkan badanku untuk mencium pipinya yang memang selalu kami lakukan setiap kali kami bertemu. Hari Sabtu yang cukup cerah menjadikan Christine begitu terlihat cantik dan seksi dengan rok pendeknya dengan punggung terbuka. Kami bekerja dengan serius hingga hari menjelang sore. Selesai melaksanakan tugas-tugas, kami nonton tv sambil duduk dibawah bersandar pada tempat tidur. Mau minum apa? tanyaku sambil berjalan menuju kulkas, Ada orange juice, coca cola atau air putih?. Saya mau teh hangat, jawabnya sambil memegang pundakku. Aku sedikit tersentak ketika ia ada dibelakangku. Sudah selama 2 tahun ia menjadi teman praktikumku, kami hanya sebatas teman satu kuliah dan dia juga sudah mempunyai pacar. Memang yang kutahu sekarang dia sedang mempunyai masalah dengan pacarnya itu. Kurangkul pundaknya sambil menuangkan air panas pada dua cangkir yang sudah kusediakan. Mau pakai madu, kataku sambil kuambil dari dalam kulkas, aku buka tutup madunya dan dengan telunjukku kumasukkan pada botol tersebut untuk kucicipi. Coba dong, katanya sambil tanganku diraihnya dan mencicipi madu yang ada di telunjukku. Dadaku mulai bergetar sambil melihat buah dadanya yang kubayangkan cukup montok. Kau suka? tanyaku sambil kurangkul lebih erat dari arah belakang. Hmm nikmat sekali, katanya dengan suara hampir tidak terdengar. Tanganku yang masih memegang botol madu dengan tidak sengaja tertumpah pada dada Christine. Dia agak sedikit terkejut tetapi dengan tetap memegang tanganku diarahkannya tanganku pada payudaranya yang tertumpah madu sambil berkata, kamu harus bertanggung jawab dengan apa yang kamu perbuat katanya dengan suara yang sangat mendesah. Sambil terus menggiringku untuk meremas-remas buah dadanya yang tertumpah madu, kulepas bajunya dan buah dada tanpa BH terus kuremas dengan madu yang mengalir menuju pusarnya. Kejantananku sudah tidak tertahankan lagi, kujilati buah dadanya yang penuh madu dia terpejam tanda menikmati permainan lidahku pada buah dadanya. Madu yang hampir habis kujilati pada buah dadanya bertambah banyak yang dengan sengaja ia jatuhkan kembali di dadanya. Madu mengalir dari buah dadanya hingga bagian liang kewanitaan yang sudah saya lepas celana dalamnya. Dengan tetap dalam posisi berdiri kujilati tubuhnya dari bagian selangkangan hingga payudaranya. Tanpa kusadari kami sudah dalam keadaan telanjang bulat dengan posisi tetap berdiri dekat kulkas. Entah ide datang dari mana Christine mengambil madu itu kembali sambil menyelupkan batang kemaluanku pada botol madu yang mempunyai mulut botol yang cukup lebar, dinginnya madu langsung terasa pada batang kemaluanku. Diangkatnya batang kemaluanku tersebut sambil dimasukkan pada mulutnya dan dengan ganasnya diisapnya batang kemaluanku yang penuh dengan madu. Sambil terus mengisap batang kemaluanku, tangannya yang penuh madu megelus-ngelus kantung kemaluan hingga pantatku. Kantung kemaluanku tak lepas dari jilatannya dan tangannya terus menggerayangi lubang duburku. Badanku bergetar hebat, Pengalamanku ini memang yang pertama kali terjadi pada diriku yang memang tidak pernah mengenal permainan seperti ini. Tanpa kuduga sama sekali dia memasukkan jari yang penuh madu pada lubang anusku sambil tidak melepaskan batang kemaluanku pada mulutnya. Lubang anusku tidak luput dari jilatan lidahnya yang terasa hangat. Kuangkat tubuhnya dan kubaringkan tubuhnya yang montok pada tempat tidurku, kumasukkan batang kemaluanku pada liang senggamanya yang sudah begitu basah. Kupompa batang kemaluanku dengan irama musik yang terus terdengan pada siaran TV. Musik dengan irama cepat menjadikanku bekerja dengan ekstra. Kulihat kedua tangan Christine memegang ujung ranjang dengan mata terbelalak dan nafas bagaikan kuda pacu disertai keringat mengalir disekujur tubuhnya tanda kenikmatan yang didapatkannya. Sedangkan diriku sudah tidak dapat kutahankan lagi,kutarik dan kusemprotkan air maniku pada tubuhnya. badanku roboh disamping dirinya dan kami tertidur hingga esok pagi. Christine dan aku tertidur tanpa sehelai benang pun hingga pagi hari. Kulihat Christine disebelahku menggeliat tanda ia terbangun. Badan Christine yang begitu mulus baru kusadari setelah hampir 2 tahun kukenal dia sebagai teman kerja praktikum kuliahku. Bagai seorang bocah kecil dielus-elusnya dadaku sambil matanya terus terpejam, sambil memegang batang kemaluanku dia berbisik baru kali ini ia mendapatkan kenikmatan yang menjadikan dirinya bagaikan terbang menembus langit Tangan yang mungil masih terus mempermainkan batang kemaluanku. Kutahu bahwa ia ingin melakukan sekali lagi, desah nafas tadi malam terdengar kembali dari bibirnya yang mungil yang kini sedang menciumi dadaku. Kutetap diam untuk memancing rasa penasaran yang menghinggapinya. Ciuman yang dia berikan sudah berubah menjadi jilatan-jilatan liar diseluruh tubuhku sambil berkata ingin seperti kemarin. Badannya yang menggeliat-geliat diatas tubuhku terus menerus memintaku untuk menggarapnya. Keinginanku memang timbul kembali, tetapi sengaja tak kuberi respon yang berarti untuk melihat sejauh mana dia meminta padaku. Tangan yang sebelumnya memegang batang kemaluanku, kini memegang liang kewanitaannya sendiri sambil membalikkan badannya menghadap langit-langit dan tetap berada diatas tubuhku. Desah nafas dan gerakan menjadi begitu brutal dan tidak terkendali, sambil terus memegang kemaluannya ia bangun dan menempelkan kewanitaannya pada bibirku untuk dijilatinya. Badanku yang masih berbaring melihat dengan begitu jelasnya bagaimana dia mempermainkan klitoris pada liang kewanitaannya di depan bibirku, wangi yang khas dan cairan bening membasahi liang senggamanya. Kurasa tangan yang mungil kembali memegang kemaluanku sambil kemudian diisapkan lewat mulutnya. Kini ia mengulum kemaluanku dengan begitu liar dan tangannya sambil memegang clitorisnya sendiri yang berada tepat dibibirku. Keinginanku yang memang sengaja kutahan sudah tidak dapat dikelabuinya. Kini kumulai menjilati clitoris hingga lubang anus yang berada dihadapanku. Respon yang kuberikan menjadikan dia menjadi begitu bersemangat, hingga rasanya hampir seluruh batang kemaluanku habis ditelannya. Kejadian tadi malam dimana dia memasukkan telunjuknya pada lubang anusku, memberikan ide untuk melakukannya padanya. Telunjukku yang cukup basah mulai ku usap-usap pada liang anusnya sambil tidak melepaskan jilatanku pada clitorisnya, kumasukkan telunjukku perlahan pada lubang anusnya, terdengar geraman nikmat dari dirinya tanda dia menikmati permainanku. Hampir seluruh telunjukku masuk kedalam anusnya, badannya bergetar hebat diiringi dengan suaranya bagai seekor kuda pacu dan balasan dari permainan tangan dan mulutnya pada bagian selangkanganku. Aku sudah benar-benar kehilangan kontrol kusuruh dia tetap pada posisinya tengkurap dengan pantatnya siap untuk digarap. Kemaluanku yang cukup besar hampir lima kali telunjukku kuarahkan pada lubang anusnya yang berada dihadapanku. Terasa seret tapi akhirnya masuk seluruh batang kemaluanku pada anusnya. Kulihat dia menggigit bantal untuk menahan birahinya yang sudah tidak terkendali. Saya dimintanya menggenjotnya walaupun agak sedikit seret, terus kulakukan hingga badanku benar-benar bermandi keringat, kulihat juga tangannya masih memegang clitorisnya sendiri. Tenaga yang masih tersisa kuberikan padanya hingga kucapai klimaksku dan kubiarkan air maniku mengalir di dalam lubang anusnya yang mengantarkan ia mencapai klimaknya sebanyak tiga kali pada pagi ini. Jam menunjukkan pukul 12 siang berarti hampir 3 jam kita menikmati permainan ini, dengan sedikit tergesa ia mengenakan pakaiannya dan membiarkan diriku berbaring di tepi ranjang, kutahu ia mempunyai janji bertemu pacarnya jam 1 siang. Sambil menyisir rambutnya dia mengingatkan diriku untuk tidak lupa membawa tugas yang harus dilaporkan Senin besok di Universitas. Kini aku berusia 30 tahun dan bekerja pada sebuah instansi di Jakarta yang cukup prestigius, rutinitas dan kekolotan lingkungan menjadikan diriku ingin mencari partner untuk berpetualang (not commercial). Pengalaman ini menjadikan diriku selalu berkhayal untuk mengulangi. Kejadian hari Sabtu dan Minggu yang kami lewati menjadikan diriku kehilangan konsentrasi dalam menghadapi kegiatan kampus, mungkin ini yang disebut jatuh cinta. Beberapa kali dalam minggu terakhir ini kukatakan cintaku padanya tetapi hanya senyum dibibirnya yang kudapat darinya. Hari ini adalah hari ujian terakhir kami di kampus yang kemudian dilanjuti dengan libur musim panas selama kurang lebih 2 bulan. Kulihat dia memasuki ruang ujian dengan rambut terikat yang terlihat sangat cantik sekali. Dua jam kami lewati ujian dengan konsentrasi penuh. Diakhir ujian dia keluar dari ruangan dengan sangat tergesa-gesa, kulihat Michel (pacarnya) menunggu didepan ruangan yang kupikir pasti mereka sudah berjanji untuk bertemu. Aku yang berniat akan bertemu dengannya terpaksa kubatalkan dengan kecewa yang sangat mendalam, sebab kutahu pasti Christine akan pulang ke kota asalnya yang kurang lebih 500 km dari kota kami. Tidak tahu apa yang mereka perbincangkan, kulihat mereka bergegas berjalan meninggalkan kampus dengan sangat tergesa-gesa dengan raut wajah yang begitu tegang. Ujian yang membuat kepalaku pecah, menimbulkan niatku untuk berjalan-jalan di pusat pertokoan untuk melepaskan segala beban yang aku alami. Aku harus menelepon dia kataku, kucoba untuk menelponnya beberapa kali tidak ada nada jawab yang kuperoleh. Entah sudah berapa kaleng Bir Heineken kuhabiskan untuk menghabiskan waktu di Caf sambil terus kucoba untuk mengontak dia. Jam menunjukkan pukul 12 malam, aku harus pulang pikirku, dengan sedikit limbung kuputuskan untuk pulang ke apartemenku. Pintu tidak terkunci, mungkin aku lupa untuk menguncinya ketika kutinggalkan rumah. Kubersihkan diriku untuk bersiap tidur, dengan hanya berbalut handuk, kuberjalan ketempat tidur, dalam kegelapan ruangan kamar kusandung sehelai baju wanita diatas karpet, setelah kusadar ada seseorang tertidur di ranjangku tertutup selimut. Dalam kegelapan kukenal parfum yang dipakainya, kubuka selimut itu dengan sangat hati-hati, kulihat seseorang terbaring tanpa busana membelakangi tubuhku. Aroma parfum yang dipakainya menyenangkan diriku, pasti Christine yang berada di tempat tidurku, kurebahkan diriku disebelahnya. kuusap punggungnya, dia tetap tidak bergerak, ku yakin pasti dia pura-pura tidur. Usapan dan belaian pada punggungnya hingga hampir keseluruh tubuhnya. Hasratku mulai naik, kumulai dengan menggoyangkan punggungku pada pantatnya dengan tangan kualihkan pada payudaranya. Dia mulai mendesah tanda menikmati permainanku. Aku yang sudah begitu kehilangan dia dalam seminggu ini menjadikan diriku begitu aktif menggarapnya, dengan masih tetap memunggungiku, kumainkan tanganku pada clitorisnya sambil kuciumi leher dan tengkuknya. Suara kuda liar yang keluar dari mulutnya sudah terdengar tanda dia sudah dalam keadaan terangsang. Gerakan-gerakan pada pinggulnya seiring dengan gerakan tanganku pada clitorisnya, kurasakan sangat hebat yang terasa pada alat kelaminku yang tertempel pada belahan pantatnya. Aku yang senang berfantasi dalam melakukan hubungan seksual, kuikat tangan kiri dia pada sisi ranjang kiri demikian juga pada tangan kanannya pada sisi yang lain. Dia tidak menolak apa yang aku lakukan padanya. Kini dia yang dalam keadaan menghadap ke langit-langit dengan kedua tangannya terikat pada sisi ranjang terlihat menunggu dengan begitu nafsunya apa yang akan aku lakukan. Kubuka selangkangannya dan mulai kujilati klitorisnya dengan begitu agresif yang kulanjuti hingga bagian belakangnya. gerakan-gerakan binalnya yang terbatasi oleh kedua tangannya yang tetap terikat dan dengan begitu sensualnya dia menjulurkan lidahnya bagai seseorang yang kehausan. Kumengerti apa yang dia inginkan dan kuhadapkan selangkanganku untuk dikulumnya. Berbagai posisi kita lakukan untuk mendapatkan fantasi yang diinginkannya. Sampai akhirnya dia memintaku untuk memasukkan kelaminku pada liang senggamanya. Dalam keadaan seperti itu kembali kunyatakan cintaku padanya dijawabnya agar besok pagi untuk dibicarakannya. Kutetap bersikukuh untuk mendapat jawaban darinya, dan tidak kuladeni apa yang dia minta untuk menggarapnya sampai selesai. Kutahu memang jika dia sudah dalam keadaan terangsang dia tidak sanggup menahan kontrolnya. Semua kata-kata porno dengan gerakan-gerakan yang begitu merangsang dengan tangan tetap terikat merayuku untuk menggarapnya kembali. Wajahnya yang begitu buas dengan mata yang menaklukkan hatiku, meluluhkan keinginanku untuk meminta jawaban darinya. Akhirnya kuturuti dengan sangat perlahan kumasukkan batang kelaminku yang sudah begitu kencang pada liang kewanitaannya. Dia teriak kecil tanda kenikmatan yang didapatinya, kuteruskan goyangan pada alat kelaminnya dengan irama cepat. Hampir 15 menit aku memainkan kelaminku pada liang kenikmatannya. Kulihat mata yang terbelalak keatas dengan kepala mendongak tanda ia menikmati klimaksnya, Kuteruskan irama goyanganku dan tidak tahu berapa kali ia mencapai klimaks, sampai akhirnya aku mencapai kepuasanku, kusemprotkan air maniku pada mulutnya seperti yang ia minta, bagai seseorang yang kehausan dia menyambutnya dengan wajah puas. Kulepas ikatan pada kedua tangannya dan akhirnya kami tertidur hingga esok pagi.